Catatan Perjalanan :
Musim
Panas Di Arizona
2.
Kaktus Raksasa Di Gurun Sonoran
Berkendaraan
ke arah selatan sejauh 117 mil (sekitar 187 km) dari kota
Phoenix, saya akan mencapai kota Tucson. Namun sebelum tiba di
Tucson, saya berbelok ke arah barat menuju ke Taman Nasional
Saguaro (baca : Sahuaro). Saguaro adalah nama sejenis tanaman
kaktus raksasa yang hanya hidup di bagian selatan Arizona,
tenggara California dan utara Mexico. Ini adalah jenis tanaman
kaktus yang bisa mencapai tinggi 9 - 12 meter, dan sedikit di
antaranya bisa lebih dari 15 meter. Batangnya (kita sering salah
kaprah menyebutnya sebagai batang) bisa seukuran batang pohon
pisang kepok. Kaktus ini mampu hidup hingga lebih 200 tahun.
Demi
melindungi kerusakan monumen alam yang hanya ada di daerah itu,
tahun 1933 kaktus-kaktus raksasa tersebut, beserta dengan jenis
kaktus lainnya, tanaman-tanaman gurun, serta binatang-binatang
yang hidup di lingkungan itu, dilindungi melalui pengelolaan
Taman Nasional Saguaro. Wilayah gurun tempat tumbuhnya
kaktus-kaktus raksasa ini disebut dengan gurun Sonoran. Ini
adalah salah satu daerah paling panas dan kering di daratan
Amerika utara. Karena itu hanya jenis tumbuh-tumbuhan dan
binatang tertentu saja yang sanggup bertahan hidup (survive) di
lingkungan ini.
Di
daratan Amerika utara dikenal ada empat macam gurun, yaitu Great
Basin, Mojave, Chihuahuan dan Sonoran. Taman Nasional Saguaro
sendiri yang mencakupi wilayah gurun Sonoran ini terbagi menjadi
dua, yaitu Saguaro Timur dan Barat yang masing-masing terpisah
sejauh 48 km dengan kota Tucson berada di antaranya.
***
Hari
Sabtu, 5 Agustus 2000, sekitar tengah hari saya tiba di lokasi
Taman Nasional Saguaro Barat. Memang udara siang hari di musim
panas seperti bulan Agustus ini terasa panas sekali. Di sepanjang
jalan sekitar tempat ini, pemandangan alamnya didominasi dengan
bukit-bukit kering dan kaktus-kaktus raksasa.
Setelah
berhenti sejenak di ruang pusat pengunjung (visitor center) guna
memperoleh berbagai informasi serta peta lokasi, saya melanjutkan
perjalanan untuk masuk lebih jauh ke Taman Nasional Saguaro,
dengan mengelilingi rute wisata yang disebut Scenic
Bajada Loop Drive sepanjang kira-kira 15 km. Di ruang pusat
pengunjung ini seharusnya saya membayar biaya masuk US$4. Namun
karena saya memiliki kartu keanggotaan Taman Nasional Amerika,
maka saya tidak perlu membayar. Sebagai pemegang kartu National
Parks Pass, saya dan keluarga bebas keluar masuk di sejumlah 379
taman nasional yang ada di Amerika selama setahun.
Untuk
memiliki kartu National Parks Pass ini saya membayar US$50 dan
berlaku satu tahun. Bagi saya ini lebih menguntungkan mengingat
kesukaan saya untuk mengunjungi taman-taman nasional, dibanding
kalau saya mesti setiap kali membayar sejumlah uang setiap akan
masuk ke Taman Nasional. Alasan idealis lainnya
adalah dengan membayar sekaligus untuk setahun, maka saya telah
memberi kontribusi lebih kepada organisasi pengelola taman-taman
nasional Amerika yang disebut National Park Foundation (NPF).
NPF
ini adalah sebuah organisasi, semacam LSM, yang mengelola
sejumlah taman-taman nasional di seluruh Amerika. Organisasi ini
merupakan partner bagi lembaga resmi pemerintah National Park
Sevice, dan berorientasi non-profit. Sumber dana mereka
yang utama berasal dari sumbangan para donatur dan biaya uang
masuk di hampir setiap taman nasional (karena ada juga taman
nasional yang bebas uang masuk).
Dari
uang masuk yang mereka kumpulkan, 80%-nya digunakan langsung
untuk mengelola program-program utama taman nasional. Melihat
bahwa dari taman-taman nasional yang pernah saya kunjungi secara
fisik tampak tertangani dengan sangat baik, pasti mereka telah
menerapkan sistem management yang bagus pula.
Ada
dua hal yang saya pandang menarik : Pertama, bahwa siapapun
mereka, untuk terlibat dalam lembaga ini tentu diperlukan rasa
memiliki dan rasa peduli yang sangat tinggi terhadap kekayaan
alam negerinya. Kedua, kepuasan dan kenyamanan para pengunjung
untuk berwisata dan sekaligus memperoleh pengalaman dan
pengetahuan baru melalui cara-cara yang sangat informatif dan
edukatif tetap mereka utamakan, dan bahkan mereka sangat peduli
kalau ada pengunjung anak-anak yang suka tanya ini-itu.
Terus terang, sebagai orang yang datang jauh-jauh dari negara yang sedang berkembang terkadang saya merasa iri, bagaimana mereka mau-maunya terlibat dalam urusan yang secara kasat mata tidak menjanjikan imbalan yang menggiurkan.
Perlu
juga rasanya saya catat, bahwa banyak di antara para petugas itu
adalah orang-orang tua (kira-kira orang yang sudah usia pensiun)
yang mengisi waktu tuanya dengan menjadi sukarelawan di
lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi swadaya masyarakat, ya
antara lain semacam NPF ini. NPF juga menerima para remaja yang
ingin magang atau menjadi sukarelawan, juga para professional
dari berbagai bidang termasuk dokter, pengacara, insinyur, dsb.
Bahkan
mereka juga menerima anak-anak yang ingin mengisi waktu liburan
mereka dengan berkegiatan di taman-taman nasional yang tentunya
jenis kegiatannya disesuaikan dengan usia mereka. Pendeknya siapa
saja yang berminat bergabung akan sangat dihargai. Adanya
kebanggaan bagi setiap orang untuk bisa terlibat dalam kegiatan
LSM semacam inilah yang menurut logika berpikir saya lalu
menimbulkan pertanyaan : Kenapa kita belum bisa?.
***
Setelah
menenggak setengah botol air mineral yang saya bawa untuk sekedar
menawarkan haus di saat terik panas tengah hari, saya masuk ke
rute jalur wisata Scenic Bajada Loop Drive. Beberapa
ratus meter pertama jalanan cukup bagus karena beraspal, setelah
itu saya melewati jalan tanah yang tentu saja berdebu.
Berkendaraan dengan kecepatan sekitar 25-30 km/jam saya menyusuri
perbukitan yang tampak kering dan tandus yang di sana-sini
terhampar berbagai tanaman gurun, terutama kaktus saguaro dan
jenis-jenis kaktus lainnya yang lebih kecil.
Di
lokasi gurun Sonoran ini dikenal ada lebih dari 50 jenis
kaktus-kaktus kecil dan pendek (meskipun di antaranya juga
berbatang besar). Kaktus-kaktus raksasa saguaro yang sudah
berusia ratusan tahun biasanya sudah tumbuh bercabang dua, tiga,
empat atau terkadang banyak, sehingga dari kejauhan tampak
seperti batang senjata trisula yang ditegakkan ke atas. Di gurun
ini juga hidup binatang-binatang yang mampu menyesuaikan diri dan
bertahan di lingkungan gurun, di antaranya jenis-jenis tikus,
ular, tupai, kura-kura, javelinas (sejenis celeng), dsb.
Di
antara kaktus-kaktus itu ada yang berlubang-lubang menjadi tempat
persembunyian burung-burung kecil seperti : woodpecker,
warblers, western kingbirds, burung hantu, dsb. Sekali waktu
tampak berbunga dan muncul buah di ujungnya. Buah-buah kaktus ini
oleh penduduk asli Amerika dulu (suku Indian) dimanfaatkan
sebagai bahan makanan dan bahan dasar pembuat minuman.
Usai
mengelilingi bukit kecil yang diberi nama puncak Apache, akhirnya
saya menyelesaikan rute mengelilingi sebagian kecil saja dari
areal hutan kaktus raksasa. Bagi mereka yang mempunyai hobi hiking,
juga tersedia rute untuk berjalan kaki masuk lebih jauh lagi ke
areal Taman Nasional Saguaro. Tentu ada peraturan khusus yang
harus mereka taati demi menjaga kelestarian flora dan fauna yang
khas hanya ada di taman nasional ini.
Apakah
ada yang nekad di saat musim panas seperti ini? Ternyata ada juga
mereka yang mengisi liburan musim panas dengan hiking ke
gurun Sonoran ini. Pasti mereka sudah sangat siap fisik, mental
dan bekal, kalau mengingat bahwa suhu udara saat siang hari
sangat panas dan kering, dan tanpa ada pohon pelindung di seluas
taman nasional, kecuali kalau sekedar berlindung di balik kaktus.
Sekitar dua jam saya berada di daerah ini,
lalu keluar dari areal taman nasional dan melaju ke arah selatan
menuju kota Tucson.- (Bersambung)
Yusuf Iskandar
Kaktus
raksasa di jalur wisata Scenic Bajada Loop Drive,
Taman Nasional Saguaro.
Kaktus
raksasa di gurun Sonoran, Taman Nasional Saguaro.